ips
SEJARAH SINGKAT PERTAMBANGAN PROVINSIKU:
Sumatra Barat
•Sumatera Barat atau Sumatra Barat (disingkat Sumbar)[8] adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatra dengan ibu kota Padang. Provinsi Sumatra Barat terletak sepanjang pesisir barat Sumatra bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.012,89 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
Sumatera Barat adalah rumah bagi etnis Minangkabau, walaupun wilayah adat Minangkabau sendiri lebih luas dari wilayah administratif Provinsi Sumatera Barat saat ini. Pada tahun 2023, provinsi ini memiliki penduduk sebanyak 5.640.629 jiwa dengan mayoritas beragama Islam.[4] Sumatera Barat terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh kabupaten (kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.
Produksi Tambang:
-Batu bara
•Batu bara di daerah ini ditemukan oleh insinyur Belanda Willem Hendrik de Greve pada tahun 1868. Penambangan terbuka lalu dimulai pada tahun 1892 seiring dengan rampungnya pembangunan infrastruktur pendukung berupa rel kereta api untuk mengangkut batu bara dari tambang ini ke Pelabuhan Teluk Bayur, Padang. Sebelum Indonesia merdeka, produksi batu bara di tambang ini mencapai puncaknya pada tahun 1930, dengan total produksi mencapai lebih dari 620.000 ton. Produksi batu bara di Ombilin pun dapat memenuhi 90% dari total kebutuhan energi di seantero Hindia Belanda.
Daerah SAWAH LUNTO:
Batu bara di Sawahlunto ditemukan pertama kali pada pertengahan abad ke-19 oleh Willem Hendrik de Greve. Sejak saat itu, eksploitasi batu bara dilakukan diiringi dengan pembangunan infrastruktur pendukung untuk kegiatan pertambangan. Penambangan batu bara secara signifikan mengubah lanskap Sawahlunto yang semula pedesaan menjadi situs industriBatu bara di Sawahlunto ditemukan pertama kali pada pertengahan abad ke-19 oleh Willem Hendrik de Greve. Sejak saat itu, eksploitasi batu bara dilakukan diiringi dengan pembangunan infrastruktur pendukung untuk kegiatan pertambangan. Penambangan batu bara secara signifikan mengubah lanskap Sawahlunto yang semula pedesaan menjadi situs industri.Batu bara di Sawahlunto ditemukan pertama kali pada pertengahan abad ke-19 oleh Willem Hendrik de Greve. Sejak saat itu, eksploitasi batu bara dilakukan diiringi dengan pembangunan infrastruktur pendukung untuk kegiatan pertambangan. Penambangan batu bara secara signifikan mengubah lanskap Sawahlunto yang semula pedesaan menjadi situs industri.
Perhiasan habis:
sumber daya energi tak terbarukan yang dapat habis jika dieksploitasi terus menerus. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), stok batu bara Indonesia masih bisa dieksploitasi sekitar 62 tahun lagi
Komentar
Posting Komentar